Suara Rakyat Kunak

Suara Rakyat Kunak
Suara Rakyat Suara Keramat

ESPN's Bottom Line Widget

Rakan Blooger ( Suara Rakyat Kunak )

Ahad, 30 Julai 2017

Malam Pertama di Alam Kubur

Bagaimana suasana malam pertama di alam kubur… Bagaimana kedasyatan
siksaannya…? Dosa-dosa apakah yang menyebabkan siksaan kubur…? Bagaimana
kaedah menjemput kematian terindah…?

“Setiap yang bernyawa pasti merasai mati, Wahai jiwa yang tenang,
Pulanglah kehadrat Tuhan mu dengan gembira dan diredhai, masuklah dalam
jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuk pula dalam syurga-Ku…”

Pada hari itu ia begitu bahagia, menikmati indahnya alam ciptaan Allah,
bersama anak dan keluarga, penuh keceriaan, hidup dalam kesenangan dan
kehidupan yang terjamin, tertawa melihat telatah anak-anaknya, demikian
pula dia ditertawakan oleh anak-anaknya… lalu tiba-tiba ia didatangi
oleh suatu malam, malam disaat dia dijemput oleh kematiannya…

Sakarat….. Sakaratul Maut….

“Dan datangnya sakaratul maut itu benar… Itulah yang kamu selalu lari
dari padanya… Ditiuplah sangkakala Hari terlaksananya Ancaman… Setiap
jiwa datang dengan malaikat yang jadi saksi… Sungguh kami lalai akan
kenyataan ini… Maka kami singkapkan kakitanganmu, pada hari itu hingga
penglihatanmu menjadi jelas” (Qaf: 19-22).

Malam itulah malam pertama ia berada dalam alam kubur… sendiri dikecam
oleh kesunyian, tanpa anak dan isteri/suami juga sahabat karib… yang ada
hanyalah amal… inilah malam pertama anak kita menjadi yatim, dan
isteri/suami kita menjadi janda/duda… malam pertama yang menggusur dari
tempat tidur yang empuk menuju dinginnya tanah berselimutkan kafan…
inilah malam yang mengusir kita dari rumah mewah dan megah.. menempati
liang lahad yang gelap dan sempit… kelmarin malam kita masih berpesta,
makan dan minum bersama sahabat karib… tiba-tiba kita masuk pada malam
pertama dimana kita menjadi santapan cacing tanah dan serangga… pada
malam ini kita baru sedar.. Ternyata… HARTA, KELUARGA, PEKERJAAN yang
keras kita mencarinya sampai lalai dari mengingati Allah… tidak
sedikitpun daripada semua itu menemani dan membela kita…

Allah SWT berfirman, “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai
kamu masuk kedalam kubur, janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui
akibat perbuatanmu” (At-Takatsur: 1-3)

Inilah malam episod pertama dari alam akhirat, kuburan boleh menjadi
taman syurga, sebaliknya ia boleh menjadi satu lubang dari lubang-lubang
neraka… inilah kematian datang dengan tiba-tiba… ia datang tepat pada
waktunya… tidak lambat dan tidak cepat… meragut dengan paksa,
melenyapkan segala nikmat dunia.. tidak pernah menilai kita tua atau
muda, kaya atau miskin, sihat atau sakit… ia datang untuk mengeluarkan
manusia dari alam kehidupan yang selama ini kita jalani.. ketahuilah
rumah yang kukuh dan megah tidak akan mampu membentengi datangnya sang
pencabut nyawa…

Banyaknya wang di bank tidak mampu memberi rasuah kepada Malaikat untuk
undurkan waktu kematiannya… inilah realiti kematian… sudah bersiapkah
kita menghadapi malam pertamanya… Bukankah Rasulullah Saw ada bersabda “
Orang yang bijak adalah yang sentiasa mengingati mati di antara kamu,
dan ada bekalan setelah kematiannya..” Marilah kita siapkan bekalan
untuk menjadi penyinar di alam kubur nanti… demi Allah, tiada yang
sanggup menerangkannya melainkan dengan iman dan amal yang soleh..

Metode Menjemput Kematian…

“Kematian adalah nasihat terbaik dan guru kehidupan, sedikit sahaja kita
lengah dari memikirkan kematian, maka kita akan kehilangan guru terbaik
dalam kehidupan”

Sesungguhnya manusia telah memilih bagaimana akhir hidupnya… dan pilihan
itu ada pada bagaimana ia menjalani kehidupannya… sebagaimana ia
menjalani kehidupannya seperti itulah berakhirnya kematiannya… kerana
sesungguhnya dengan menjalani kehidupan bererti kita sedang menuju
kepada kematian kita…

Pernahkah kita mendengar berita tentang seorang penzina mati di katil
hotel diatas perut pasanganya… seorang penagih dadah mati ketika
menghisapnya… dan para penjudi mati diatas meja judinya… begitu juga
kita pernah mendengar ahli ibadah mati di atas tikar sejadahnya…

Alangkah malangnya, saat ajal tiba kita masih berlumur dosa berbalut
nista… inilah malam pertama kita DI ALAM KUBUR… sendiri, di cekam sepi
gelap yang tidak pernah terbayang… hilanglah sudah… semua gemerlapnya
DUNIA… RUMAH dengan jerih payah bertahun-tahun telah kita bangunkan…
ISTERI/SUAMI dan pengabdiannya begitu tulus… ANAK, yang padanya darah
daging kita… ORANG TUA yang titisan kasih sayangnya.. mengalir di tubuh
kita… dan PEKERJAAN, yang bermati-matian kita habiskan waktu untuknya…
KERETA MEWAH yang selalu menjadi kebanggaan… tapi kini hari itu telah
pergi… masa pun telah tiada… yang tersisa hanya dosa… yang terus terbayang…

TERINGAT… akan ISTERI/SUAMI yang sentiasa dinafikan hak-haknya… ANAK,
yang telah kita kotori tubuhnya dari nafkah yang HARAM… ORANG TUA, yang
di sisa hidupnya belum sempat dibahagiakan… SAHABAT KARIB, yang meminta
bantuan kita biarkan… dan KAWAN-KAWAN, yang telah banyak kita kecewakan…

Ya ALLAH, masihkah ada hari milik-Mu untukku… agar boleh ku lunaskan
segala urusan… lilitan hutang yang belum terbayar… banyaknya AMANAH dan
KEPERCAYAAN yang tidak disampaikan… beribu JANJI yang sering diingkari…
dan WANG RASUAH, yang telah kita nikmati dan kita bagi… namun kini,
PINTU-MU… sudah tertutup rapat… bertaubat sudah terlambat, menyesali
diri sudah tidak bererti… dan tinggallah sendiri menanggung beban DOSA
dan KESALAHAN yang tidak terMAAFKAN… merasakan PENDERITAAN yang PANJANG
yang tiada berakhir… SEKARANG, adakah dalam hati kita MATI itu sebagai
PENASIHAT..??? Semoga selagi masih ada waktu…

Fasa-Fasa Alam Kubur

Kesempitan kubur, pertanyaan malaikat, azab atau nikmat kubur,
ditempatkannya ruh dan kebangkitan…

Alam kubur adalah alam perantaraan kehidupan dunia dan akhirat yang
dimulai setelah kematian dan berakhir selepas kebangkitan… selama masa
ini, seorang yang beriman merasa bahagia… sementara orang kafir merasa
sengsara… orang yang sudah mati akan dihimpit dalam kubur… siapa pun ia
kafir atau muslim akan merasakan himpitan kubur… bezanya penyimpitan
yang dirasakan seorang mukmin tidak berlaku selamanya, tidak seperti
orang kafir yang akan berterusan himpitan kuburnya sampai hancur
tulang-tulangnya…

Sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Sesungguhnya kubur itu memiliki
himpitan, seandainya ada orang yang selamat darinya, maka selamatlah
Sa’ad Bin Mu’adz…” Sa’ad Bin Mu’adz akan mengalami himpitan kubur,
padahal ia adalah seorang pemimpin penuh kemuliaan, kematiannya
menggoncangkan ‘Arasy, dibukakan baginya pintu-pintu langit,
Kasyahidannya disaksikan oleh 70 ribu malaikat…

Hadis yang diriwayatkan oleh Nasa’I dari Rasulullah SAW: “Kematiannya
menggoncangkan ‘Arasy, dibukakan baginya pintu-pintu langit, pintu yang
banyak, Kesyahidannya disaksikan oleh 70 ribu malaikat, maka sungguh ia
mengalami himpitan kubur, kemudian Allah melapangkanya.”

Apabila Sa’ad Bin Mu’adz seorang pemimpin yang besar, hamba Alah yang
soleh dan mendapatkan mati Syahid mengalami himpitan kubur… bagaimana
dengan kita..? Allahuakhbar… Ya Allah Terimalah taubat-ku… selamatkanlah
aku dari azab kubur…

Rasulullah SAW bersabda “Seorang manusia apabila diletakkan dia di dalam
kuburnya dan sahabatnya berpaling pulang sedang ia mendengar suara
sandal mereka akan datang kepadanya dua malaikat dan mendudukkannya dan
bertanya… SIAPAKAH TUHAN-MU…?, SIAPAKAH NABI-MU…?, APAKAH AGAMA-MU…?…
dia menjawab, ALLAH ADALAH TUHAN-KU… MUHAMMAD ADALAH NABI-KU… ISLAM
ADALAH AGAMA-KU…

Terdengarlah seruan dari langit, “Benar.. Hambaku, hamparkan baginya
tikar dari syurga, lalu angin dan wangi syurga datang kepadanya kemudian
kubur diluaskan seluas mata memandang, seorang yang rupawan datang
menemaninya, yang tiada lain itulah amal solehnya.” (Hadis riwayat
Ahmad, Abu Daud, Hakim dan Baihaqi).

Benarkah kita… boleh menjawabnya…? Dari lisan yang jarang menyebut
Asma-Nya… dan ibadah yang sering kita remehkan… Serta sunnah Rasul… yang
kita abaikan… pada saat itu… kita hanya mampu menjawab… TIDAK… TIDAK…
TIDAAAKKKKK…

Terdengarlah suara penyeru dari langit… Hambaku ini seorang pendusta…
Hamparkan padanya tikar dari api neraka, bukakan baginya pintu neraka,
panas dan keringnya neraka mendatanginya… Kubur disempitkan sampai pecah
tulang-tulangnya… seorang berwajah buruk berpakaian buruk dan berbau
busuk datang kepadanya… Yang tiada lain itulah amal buruknya…

Tragedi… Siksa Kubur

“Aisyah Ra bertanya tentang azab kubur, Rasulullah SAW menjawab: Ya,
azab kubur pasti ada.” (HR. Bukhari – Dalam Kitab Al-Janaiz).

“Aisyah Ra meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW berdoa dalam solatnya, “Ya
Allah, aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur…” (HR. Mutafaqun Alaih).

“Ketika orang-orang yang derhaka kepada Allah tidak mampu menjawab
pertanyaan malaikat, lalu ia dipukul dengan besi… hingga ia menjerit
dengan teriakan yang sangat keras… didengar oleh semua makhluk Allah,
kecuali Jin dan Manusia,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Saatnya kita menyaksikan… kejadian nyata tentang siksa kubur yang
berlaku di Jazirah Arab… Seorang pemuda yang dikeluarkan dari kuburnya
setelah beberapa jam dia dikuburkan… Akibat mengalami azab kubur, pemuda
tersebut telah berubah wajah dan jasadnya… Pemuda tersebut merupakan
remaja muslim yang meninggal pada usia 18 tahun… seorang pemuda yang
rosak akhlak dan agamanya… dan sering melalaikan solat… hampir tiga (3)
jam pemuda tersebut dikuburkan, pihak keluarga meminta kubur tersebut
digali semula untuk keperluan tertentu…

Dan apa yang terjadi selepas mayat tersebut dikeluarkan… pandangan yang
sangat mengaibkan… Rambut yang hitam menjadi putih… Dari mulut dan
hidung keluar darah yang masih merah pekat… seperti baru mengalami
siksaan kubur yang sangat keras… seperti ada yang memukul dibahagian
belakang kepalanya… dengan wajah seperti dilemas dan membeku…

Bagi seorang muslim… ini adalah pengajaran yang sangat-sangat berharga
agar segera memperbaiki hidupnya… dengan bertaubat dari dosa-dosa yang
telah dilakukan…

Sementara itu… sebagai pengajaran dan iktibar untuk kita…

Suara jeritan jutaan manusia di alam bumi yang lain… di sebuah lubang
galian yang berada di daerah Siberia… Dr. Azzacove bersama kumpulannya
telah melakukan sebuah kajian tentang pergerakan perut bumi di daerah
Siberia, Rusia… kemudian mereka memasang alat pembesar suara
supersensitive untuk mendengar suara pergerakan perut bumi… sebuah
penemuan yang sangat mengejutkan, ketika mesin penggali sampai pada
salah satu perut/kulit bumi… dari ruang/alam bumi yang lain, terdengar
suara manusia berteriakan sangat keras dalam kesakitan… bahkan suara
jeritan itu jumlahnya bukan seorang tetapi ribuan bahkan jutaan orang…
sebagai seorang muslim kita tidak akan ragu lagi bahawa suara tersebut
adalah suara manusia yang sedang disiksa di ALAM KUBUR…

Sebab-Sebab Siksa Kubur…

Ibnu Qoyyim Rahimahullah, dalam kitab Ar-Ruh menyebutkan ada beberapa
dosa dan maksiat yang dapat menyebabkan kita disiksa di ALAM KUBUR,
diantaranya :

1. Melalaikan Solat
2. Membaca al-Quran kemudian melupakannya
3. Tidak bersuci setelah membuang hadas kecil
4. Berkata bohong
5. Tidak membayar zakat
6. Corak kehidupan yang berlebih-lebihan
7. Memakan riba
8. Rasuah
9. Memfitnah sesama saudara muslim
10. Khianat terhadap amanah
11. Enggan menolong sesama muslim
12. Meminum arak
13. Berzina
14. Membunuh

“Wahai anak Adam… Sesungguhnya apa yang kau minta dari-Ku… dan yang kau
harapkan dari-Ku… Ampunan-Ku bagimu yang meminta dan tidak bagi yang
enggan…”

“Wahai anak Adam… Meskipun dosamu sepenuh petala langit… kemudian engkau
meminta ampun pada-Ku… Ampunan-Ku bagimu dan tidak bagi yang enggan…”

“Wahai anak Adam… Seandainya kau datang pada–Ku dengan kesalahan seluas
bumi… kemudian engkau datang kepada-Ku… dan tidak berbuat syirik pada-Ku
dengan sesuatu pun… Sungguh Aku akan berikan kepadamu ampunan…”

Ya Allah… terimalah taubatku… Ya Allah… terimalah taubatku… Ya Allah…
terimalah taubatku…

Alangkah bahagianya… seandainya maut menjemput kita sedang berurai air
mata merasakan manisnya iman dalam sujud penghambaan… rindu akan
perjumpaan dengan-Nya…

Alangkah indahnya air mata yang selalu berlinang dari munajat seorang
anak soleh kepada Allah… Merindukan kemuliaan dan keselamatan bagi kedua
orang tuanya… taburan doanya menjadi cahaya yang menerangi dari gelapnya
ALAM KUBUR…

Doa-doanya menghantar kepulangan orang tuanya pada Allah dalam Husnul
Khatimah… rintihan dan munajatnya menjadi benteng yang kukuh sebagai
penghalang dari azab dan siksa kubur… Doa yang tiada terputus mengalir
dari ketulusan dan keheningan hati agar orang tuanya dalam kasih sayang
Allah…

      Inilah yang Terjadi pada Tubuh di Alam Kubur

Sesungguhnya mayat di dalam kubur akan melewati beberapa fase perubahan,
dan inilah fase-fase sejak malam pertama masuk ke kuburan hingga 25
tahun setelahnya.

*Malam Pertama*

Di kuburan pembusukan dimulai pada daerah perut dan kemaluan.
Subhanallah, perut dan kemaluan adalah dua hal terpenting yang anak cucu
Adam ini saling bergulat dan menjaganya di dunia. Dua hajat, yang
karenanya Allah azza wa jalla membuat manusia merugi di dunia akan
membusuk pada malam pertamanya di kuburan. Setelah itu, mulailah jasad
berubah warna menjadi hijau kehitaman. Setelah berbagai make up, dan
alat-alat kecantikan membuatnya memiliki ragam pesona, nanti tubuh
manusia hanya akan memiliki satu warna saja.

*Malam Kedua*

Di kuburan, mulailah anggota-anggota tubuh membusuk seperti limpa, hati,
paru-paru dan lambung.

*Hari Ketiga*

Di kuburan, mulailah anggota-anggota tubuh itu mengeluatkan bau busuk
tidak sedap.

*Seminggu Setelahnya*

Wajah mulai tampak membengkak, dua mata, kedua lisan dan pipi.

*Setelah 10 hari*

Tetap terjadi pembusukan pada kali ini pada anggota-anggota tubuh
tersebut, perut, lambung, limpa..

*Setelah 2 Minggu*
Rambut mulai rontok

*Setelah 15 Hari*

Lalat hijau mulai bisa mencium bau busuk dari jarak 5 km, dan ulat-ulat
pun mulai menutupi seluruh tubuhnya

*Setelah 6 Bulan*

Yang tersisa hanya rangka tulang saja.

*Setelah 25 Tahun*

Rangka tubuh ini akan berubah menjadi semacam biji, dan di dalam biji
tersebut, kita akan menemukan satu tulang yang sangat kecil disebut
‘ajbudz dzanab (tulang ekor). Dari tulang inilah kita akan dibangkitkan
oleh Allah azza wa jalla pada hari kiamat.

Inilah tubuh yang selama ini kita jaga. Inilah tubuh yang kita berbuat
maksiat kepada Allah dengannya. Oleh karena itulah, jangan biarkan umur
kita melewati jasad ini sia-sia, karena dia akan mendapatkan apa yang
telah disebutkan.

  Misteri Alam Kubur
*SERAMNYA ALAM KUBUR*
Dari Hani’ Maula Utsman berkata bahwa ketika Utsman bin Affan berdiri di
depan kuburan, beliau Menangis hingga air matanya membasahi jenggotnya.
Lalu dikatakan kepadanya, “Diceritakan kepadamu tentang Surga dan Neraka
kamu tidak menangis, tetapi kamu menangis dari ini.” Maka beliau berkata
bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

      إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنْزِلٍ مِنْ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ
      وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ قَالَ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
      وَسَلَّمَ مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا قَطُّ إِلَّا الْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ

“Kuburan adalah awal rintangan dari beberapa rintangan alam akhirat.
Jika sukses di alam itu maka setelahnya lebih mudah, dan jika tidak
sukses maka setelahnya lebih susah.” Kemudian beliau berkata bahwa
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, “Tiada pemandangan
yang pernah saya lihat melainkan kuburan yang paling menyeramkan.”
(Hasan, HR. Tirmidzi dan Ibnu Majjah, lihat Shahihul Jami’ No.5623)

Ketika seseorang hamba diantar ke kuburan dia disertai tiga hal, yaitu
keluarganya, hartanya dan amalnya. Dan yang kembali pulang dua hal yaitu
harta dan keluarganya, sedangkan yang mengikutinya ham amalnya, seperti
yang telah ditegaskan Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam dalam
sabdanya:

      يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ
      فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ

“Suatu yang mengikuti mayat ada tiga, kembali pulang dua dan ikut
bersamanya satu; dihantarkan keluarganya, hartanya dan amalnya, maka
kembali pulang keluarganya dan hartanya dan yang tersisa (bersamanya)
amalnya.”**(HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasa’i, lihat Shahihul
Jami’ No.8017)

Dari Hisyam bin Urwah dari bapaknya berkata: “Ketika dinding rumah Nabi
Shallallahu'alaihi wa sallam roboh sementara Umar bin Abdul Aziz pada
saat itu sedang berada di Madinah, tiba-tiba telapak kaki salah seorang
penghuni kuburan yang dikubur di rumah itu terlihat dan telapak kaki itu
terkena sesuatu sehingga berdarah. Maka Umar bin Abdul Aziz kaget
sekali, lalu Urwah masuk ke rumah tersebut. Ternyata telapak kaki itu
adalah telapak kaki Umar bin Khaththab. Maka Urwah berkata kepada
beliau, ‘Engkau jangan kaget, kaki tersebut adalah kaki Umar bin
Khaththab.’ Lalu beliau menyuruh membangun kembali dinding tersebut dan
dikembalikan seperti keadaan semula.”**(Lihat Kitab Majmu Rasail Ibnu
Rajab, Risalah Ahwalul Qubur, hal. 175)

Abu Umamah al-Bahili berkata, “Sesungguhnya kalian pada pagi dan petang
berada dalam hunian yang meraup kebaikan dan keburukan. Dan
hampir-hampir kalian akan pergi meninggalkannya menuju hunian lain yaitu
kuburan, suatu hunian yang sangat menyeramkan dan rumah yang sangat
gelap, tempat tinggal yang sangat sempit kecuali yang diluaskan Allah,
kemudian kalian akan dibangkitkan pada Hari Kiamat.”**(idem, hal. 258)

Umar bin Abdul Aziz rahimahullah berkata kepada salah seorang
pendampingnya, “Wahai Fulan, Aku tadi malam tidak bisa tidur karena
merenungkan sesuatu.” Dia berkata, “Apa yang sedang Engkau renungkan,
wahai Amirul Mukmmin?” Beliau menjawab, “Aku sedang merenungkan kuburan
dan penghuninya. Jika kamu menyaksikan mayat pada hari ketiganya di
dalam kubur, niscaya kamu akan mendapatkan suatu bentuk sangat
mengerikan walaupun sebelum mati dia sangat menawan hati. Kamu
menyaksikan suatu hunian penuh dengan binatang binatang yang
menyeramkan, badan yang mulai mengembung dan bernanah yang dibuat
santapan cacing tanah, sedang tubuh mulai membusuk, kain kafan mulai
hancur, sementara dahulu di dunia penampilannya sangat menawan, aroma
tubuhnya sangat semerbak wangi dengan parfum dan pakaiannya sangat
bersih dan indah.” Setelah itu beliau tersungkur pingsan.” (idem, hal. 290)

Dari Yahya bin Abu Katsir bahwa Abu Bakar radhiyalahu'anhu pernah
berkhutbah, “Di manakah mereka yang berwajah rupawan, yang bangga dengan
usia remajanya, yang silau dengan keperkasaannya, namun hal itu tidak
pernah dipersembahkan untuk peperangan? Di manakah mereka yang telah
membangun kota-kota besar yang dilindungi dengan benteng-benteng yang
kokoh? Semuanya telah ditelan oleh masa dan semuanya akan menuju kepada
gelapnya kuburan.” (idem, hal. 295)

Umar bin Dzar berkata, “Andaikata orang yang sehat wal’afiyat mengetahui
tubuh penghuni alam kubur hancur lebur (dimakan cacing tanah), maka
mereka akan sungguh-sungguh dan serius selama berada di dunia karena
takut pada suatu hari, di mana hati dan mata tercengang karena
ketakutan.” (idem, hal. 296)

Abu Abdurahman al-Umari al-Abid berkata, “Wahai para pemilik
istana-istana yang megah! Ingatlah gelapnya hiburan yang menyeramkan,
wahai orang-orang yang bergelimang kenikmatan dan kelezatan, ingatlah
cacing tanah, darah campur nanah dan hancurnya jasad bersama tanah.”
(idem, hal. 260)

*DERITA DAN NIKMAT ALAM BARZAKH*

Seorang muslim wajib beriman bahwa azab kubur merupakan perkara yang
haq, dan pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir kepada penghuni kubur
tentang Tuhannya, agamanya dan Nabinya suatu perkara yang pasti.(Lihat
Tahdzib Syarah Thahawiyah, hal. 237).

Maka Abu Abdullah berkata,“azab kubur suatu yang hak dan tidak ada yang
mengingkarinya kecuali orang sesat dan menyesatkan.” (Lihat Kitab
ar-Ruh, Ibnu Qayyim, hal. 76)

Dan demikian itu berdasarkan Al-Qur’an, As-Sunnah dan ijma sahabat, maka
kuburan merupakan liang dari taman surga atau liang dari jurang neraka,
sehingga ketika seorang hamba mati dan dimasukkan ke liang kubur berarti
ia telah mengawali alam akhiratnya. Ketahuilah, para pembela kebenaran
sepakat bahwa Allah menciptakan untuk sang mayat suatu kehidupan yang
bisa berupa kesengsaraan dan kelezatan di alam kubur. (Lihat Syarah
Fikih Akbar, Mullah al-Qari, hal. 209).

Dan seorang tidak tahu secara persis berapa lama ia harus tinggal di
kampung hunian kuburan tersebut, kuburan adalah alam yang paling
menakutkan setiap salafush shalih. Dalam hadits Barra bin Azib
radhiyalahu'anhu yang panjang, bahwa tatkala Rasulullah duduk di kuburan
beliau bersabda “Berlindunglah kalian kepada Allah dari azab kubur.”
Ucapan itu diulang hingga dua atau tiga kali, kemudian beliau menuturkan
tentang kondisi mayat mukmin dengan bersabda, “Maka ruhnya dikembalikan
ke jasadnya kemudian datanglah dua malaikat dan keduanya mendudukkannya
lalu keduanya bertanya, ‘Siapakah Tuhanmu?’ Maka ia menjawab, ‘Tuhanku
adalah Allah. Keduanya bertanya lagi, ‘Apa agamamu?’ Maka ia men jawab,
‘Agamaku adalah Islam.’ Keduanya bertanya lagi “Siapa orang yang diutus
kepadamu?’ Maka ia menjawab ‘Dia adalah Muhammad sebagai utusan Allah’.
Lalu keduanya bertanya kepadanya, ‘Bagaimana kamu bisa tahu tentang hal
itu?’ Ia menjawab, ‘Saya membaca Kitabullah lalu saya beriman dan
membenarkannya.’”

“Maka terdengarlah dari langit suara panggilan yang memanggil. ‘Jawaban
hamba-Ku sudah benar. Maka hamparkanlah (permadani) dari surga dan
bukakan pintu menuju arah surga serta berikanlah pakaian dari surga.’
Beliau bersabda, “Maka masuklah ke alam kubur aroma semerbak dan
wanginya surga lalu alam kuburnya diluaskan sejauh pandangan matanya.”

Beliau melanjutkan, “Maka datanglah seorang lelaki yang berwajah tampan,
berpakaian bagus dan me­namakan wewangian lalu ia berkata,
‘Bergembiralah dengan sesuatu yang pernah dijanjikan kepadamu. Maka si
mayat bertanya kepadanya, ‘Siapa kamu? Wajahmu datang membawa kebaikan.’
Maka ia menjawab, ‘Maka saya adalah amal shalihmu.’ Maka ia berkata, ‘Ya
Allah, bangkitkan segera Hari Kiamat hingga aku bisa kembali kepada
keluargaku dan hartaku.’

Kemudian beliau menceritakan kematian orang kafir beliau bersabda, “Maka
ruhnya dikembalikan ke jasadnya lalu datanglah dua malaikat dan
mendudukkan­nya lalu keduanya bertanya kepadanya, ‘Siapa Tuhanmu?’ la
menjawab, ‘Ha… ha… saya tidak tahu’. Lalu keduanya berlanya lagi, ‘Apa
agamamu?’ Ia menjawab, ‘Ha… ha… saya tidak tahu’. Keduanya bertanya
lagi, “Siapa yang diutus kepadamu menjadi nabi?’ Ia menjawab, ‘Ha… ha
saya tidak tahu’.

Maka terdengarlah suara panggilan memanggil dari alas langit, “Ia
berdusta. Hamparkanlah permadani dari neraka, berikanlah pakaian dari
neraka dan bukakanlah pintu menuju neraka.”
Beliau bersabda, “Maka masuklah panasnya dan racunnya neraka, sehingga
tulang rusuknya berantakan dan datanglah seorang lelaki yang berwajah
buruk, berpakaian kumal dan berbau busuk. Lalu ia berkata,
‘bergembiralah dengan nasib buruk ini yang telah dijanjikan kepadamu
sebelumnya.’ Si mayat bertanya, ‘Siapakah dirimu? Datang berwajah
buruk?. Ia menjawab ‘Saya adalah amal burukmu’. Maka ia berkata, ‘Ya
Tuhan-ku, janganlah Engkau bangkitkan Hari Kiamat.’”

Ada tambahan dari hadits Jarir bahwa beliau bersabda, “Kemudian
dihadirkan orang buta dan bisu yang ditangannya terdapat cemeti terbuat
dari besi. Andaikata digunakan untuk memukul gunung, maka gunung itu
akan menjadi debu bertebaran.”
(Shahih, HR. Abu Daud, Ahmad dan Hakim dalam Mustadraknya dan beliau
berkata bahwa hadits ini shahih menurut syarat Bukhari dan Muslim dan
dishahihkan Ibnu Qayyim dalam Tadzhibus Sunan 4/ 348-349)

Begitulah wahai saudaraku, kenikmatan surga bisa sampai kepada hamba
pada saat masih berada di alan kubur, dan demikian pula siksaan neraka
sampai kepada hamba pada saat masih berada di alam kubur, hingga
malaikat Israfil meniup sangkakala sebagai pertanda Hari Kiamat tiba.

Pasca kematian bukan tempat peristirahatan namun alam pertanggungjawaban
dan tempat untuk menghisab seluruh amal perbuatan, maka sang penyair
berkata:**“Jikalau kita telah mati dibiarkan maka kematian menjadi
tujuan setiap yang hidup. Tetapi tatkala kita mati pasti dibangkitkan
dan ditanya tentang segala sesuatu.”
Wahai Dzat pengambil nyawa dari jiwa manusia pada saat kematian, wahai
Dzat Pengampun dosa, jauhkanlah kami dari siksa kubur.

*SIKSA KUBUR MENIMPA JASAD DAN RUH*
*
*
Menurut pendapat yang shahih siksa kubur menimpa jasad dan ruh seperti
yang telah ditegaskan dalam hadits-hadits berikut ini:

Dari Anas bin Malik radhiyalahu'anhu bahwa seorang lelaki atau wanita
berkulit hitam, tukang sapu masjid meninggal dunia lalu dikubur pada
malam hari, kemudian di­beritahukan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi
wa sallam, dan beliau bersabda:

      إِنَّ هَذِهِ اَلْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا, وَإِنَّ اَللَّهَ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلَاتِي عَلَيْهِمْ

“Sesungguhnya kuburan ini dipenuhi dengan kegelapan bagi penghuninya.
Dan Allah Azza wa Jalla memberi cahaya pada kuburan itu dengan shalatku
atas mereka.” Maka beliau mendatangi kuburannya dan shalat atasnya.”
(HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah dan Imam
al-Haitsami dalam MajmaZawaidnya (4191) 3/ 145-146 dari Anas bin Malik)

Dan dari Ibnu Abbas radhiyalahu'anhuma berkata:**“Pada suatu hari ketika
Saad bin Muadz dikubur maka Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam duduk di
hadapan kuburannya lalu bersabda: ‘Seandainya seseorang bisa selamat
dari siksa kubur atau pertanyaan di alam kubur maka Sa’ad bin Muadz
pasti selamat darinya, namun dia diimpit dengan sekali impitan kemudian
dilonggarkan darinya.’” (Shahih diriwayatkan Imam at-Thabrani dalam
al-Kabir (10827), Imam al-Haitsami dalam Majma Zawaidnya (4257) dan
Silsilah Ahadits Shahihah (1695).

Menurut pendapat yang benar bahwa siksa kubur menimpa ruh dan jasad
seperti yang telah ditegaskan Imam Ibnu Rajab,**“Di antara dalil-dalil
yang menunjukkan bahwa siksa kubur menimpa jasad dan ruh adalah
hadits-hadits yang menjelaskan tentang mayat yang diimpit di alam
kuburnya hingga tulang rusuknya hancur berantakan. Kalau siksa kubur
hanya menimpa ruh saja maka tidak hanya khusus terjadi di alam kubur
saja dan tidak perlu dinisbatkan kepadanya.”**(Lihat Kitab Majmu Rasail
Ibnu Rajab, risalah Ahwalul Qubur, hal. 192)

Imam As-Subki berkata,**“Kembalinya ruh ke jasad di alam kubur merupakan
ketetapan (final) berdasarkan hadits shahih yang berlaku bagi semua
mayat terutama bagi orang-orang yang mati syahid.”**(Lihat Syarhus
Sudur, Imam as-Suyuthi, hal. 204)

Ibnu Qayyim berkata, “Jika kamu telah mengetahui beberapa pendapat yang
batil, maka ketahuilah madzhab salaful ummah dan para imam sunnah
(bersepakat) bahwa seorang hamba setelah mati berada dalam nikmat atau
azab di alam kubur. Dan demikian itu menimpa ruh dan jasadnya. Dan
setelah ruh berpisah dari badan maka ia terus berada dalam nikmat atau
azab. Dan terkadang menimpa badan sehingga ia mendapat nikmat atau azab.
Kemudian pada saat kiamat besar maka ruh-ruh tersebut dikembalikan ke
badan lalu semuanya bangkit dari alam kubur mereka untuk menghadap
Rabbul Alamin. Sedang kembalinya ruh ke jasad telah terjadi kata sepakat
antara kaum muslimin, Yahudi dan Nasrani.” (Lihat Kitab ar-Ruh, Ibnu
Qayyim, hal. 69)

Inilah yang dimaksud sabda Nabi,“Sesungguhnya nyawa orang beriman
berbentuk burung yang bertengger di pohon surga hingga dikembalikan
Allah ke jasadnya pada hari Allah membangkitkannya.”
(Imam as-Suyuthi berkata bahwa hadits ini diriwayatkan Imam Malik, Ahmad
dan Nasa’i dengan Sanad yang shahih. Imam Ibnu Katsir berkata: Hadits
ini sandanya shahih (lihat Syarhus Sudur, hal. 306 dan Tafsir Ibnu
Katsir tafsir surat ali Imran ayat: 169)

*BENTUK-BENTUK SIKSA KUBUR*

Bentuk dan macam siksa kubur banyak sekali, di antara bentuk dan macam
siksa kubur yang menimpa para penghuninya adalah:

*1. Alam Kubur Sangat Gelap dan Seram*
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

      إِنَّ هَذِهِ اَلْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا, وَإِنَّ اَللَّهَ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلَاتِي عَلَيْهِمْ

“Sesungguhnya kuburan ini dipenuhi dengan kegelapan bagi penghuninya.
Dan Allah Azza wa Jalla memberi cahaya pada kuburan itu dengan shalatku
atas mereka.”**(Telah Berlalu takhrijnya)

*2. Azab Kubur Dipukul dengan Cemeti Besi*
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

      الْعَبْدُ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتُوُلِّيَ وَذَهَبَ أَصْحَابُهُ حَتَّى إِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ
      أَتَاهُ مَلَكَانِ فَأَقْعَدَاهُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ مُحَمَّدٍ صَلَّى
      اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولُ أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ فَيُقَالُ انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ
      مِنْ النَّارِ أَبْدَلَكَ اللَّهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنْ الْجَنَّةِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
      فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا وَأَمَّا الْكَافِرُ أَوْ الْمُنَافِقُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا
      يَقُولُ النَّاسُ فَيُقَالُ لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ ثُمَّ يُضْرَبُ بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ
      أُذُنَيْهِ فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ

“Sesungguhnya seorang hamba ketika diletakkan di liang kubur dan para
pengantar pulang maka ia mendengar suara terompah mereka. Datanglah dua
malaikat lalu mendudukkannya kemudian bertanya, Apa komentarmu tentang
Muhammad?’ Adapun orang mukmin menjawab, Aku bersaksi bahwa dia adalah
hamba Allah dan utusan-Nya.’ Maka dikatakan kepadanya, ‘Lihat tempat
tinggalmu dari api neraka telah diganti oleh Allah dengan tempat tinggal
dari surga.’ Maka ia bisa melihat keduanya. Dan adapun orang munafik dan
orang kafir, maka ditanya, Apa komentarmu tentang orang ini (Muhammad)?’
Dia menjawab, ‘Aku tidak tahu. Aku mengatakan sebagaimana yang dikatakan
orang-orang.’ Maka dikatakan kepadanya, ‘Kamu tidak mengerti dan tidak
tahu.’ Dan dia dipukul dengan gadam yang terbuat dari besi sekali
pukulan. Maka ia berteriak kencang hingga didengar makhluk yang ada
disekitarnya kecuali manusia dan jin!”**(HR. Bukhari)

*3. Azab Kubur dengan Diimpit Bumi*
Dari Ibnu Abbas radhiyalahu'anhuma berkata, “Pada suatu hari ketika Saad
bin Muadz dikubur maka Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam duduk di
hadapan kuburannya lalu bersabda, ‘Seandainya seseorang bisa selamat
dari siksa kubur atau pertanyaan di alam kubur maka Sa’ad bin Muadz
pasti selamat darinya, namun dia diimpit dengan sekali impitan kemudian
dilonggarkan darinya.” (Telah berlalu Takhrij-nya)

*4. Azab Kubur dengan Dibelit Ular Berbisa*
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

      يُرْسَلُ عَلَي الكَافِرِ حَيَّتَانِ وَاحِدَةٌ مِنْ قِبَلِ رَأْسِهِ وَأُخْرَي مِنْ قِبَلِ رِجْلَيْهِ تَقْرِضَانِهِ
      قَرْضًا كُلَّمَا فَرَغَتَا عَادَتَا إِلَي يَوْمِ القِيَامَةِ

“Dikirim kepada orang kafir dua ekor ular, seekor ular dari arah
kepalanya dan yang lainnya dari arah kakinya yang membelitnya dengan
kuat, ketika tuntas maka kembali membelitnya hingga Hari
Kiamat.”**[Hasan diriwayatkan Imam al-Haitsami dan beliau berkata:
Diriwayatkan Ahmad dan sanad hadits ini hasan. No: 3/180 (4284)]

*5. Azab Kubur Dibakar dengan Api*
Sebagian penghuni kubur disiksa dengan api neraka pada pagi dan
petang[1] seperti firman Allah:

      ثُمَّ أَرْسَلْنَا مُوسَى وَأَخَاهُ هَارُونَ بِآيَاتِنَا وَسُلْطَانٍ مُّبِينٍ. إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ
      فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْماً عَالِينَ

“Kemudian Kami utus Musa dan saudaranya Harun dengan membawa tanda-tanda
(kebesaran Kami), dan bukti yang nyata. Kepada Fir’aun dan
pembesar-pembesar kaumnya, maka mereka ini takabur dan mereka adalah
orang-orang yang sombong.”**(QS Al-Mukminun [23]: 45-46).

[1] Maksud Penulis mungkin adalah firman Allah:

      النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوّاً وَعَشِيّاً وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ
      الْعَذَابِ

Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari
terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan
kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”*. *(QS Al-Mu’min/ Ghofir [40]:
46) (Ibnu Majjah)

*6. Azab Kubur untuk Orang Sombong*
Di antara pemicu siksa kubur adalah sikap angkuh dan sombong,
sebagaimana sabda Nabi صلي الله عليه وسلم:

      بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي فِي حُلَّةٍ تُعْجِبُهُ نَفْسُهُ مُرَجِّلٌ جُمَّتَهُ إِذْ خَسَفَ اللَّهُ بِهِ فَهُوَ
      يَتَجَلْجَلُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

“Ketika seseorang sedang berjalan, mengenakan pakaian yang merasa bangga
diri dan rambut tersisir dengan baik, tiba-tiba Allah tenggelamkan ke
bumi dan dia dalam keadaan sekarat hingga Hari Kiamat.”**(HR. Bukhari)

*7. Azab Kubur bagi Koruptor dan Pemakan Harta Haram*
Rasulullah bersabda:

      وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّ الشَّمْلَةَ الَّتِي أَخَذَهَا يَوْمَ خَيْبَرَ مِنْ الْمَغَانِمِ لَمْ تُصِبْهَا
      الْمَقَاسِمُ لَتَشْتَعِلُ عَلَيْهِ نَارًا

“Dan demi dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya sehelai kain
kecil dari harta ghanimah yang dia curi pada perang Khaibar yang diluar
pembagian ghanimah akan menjadi bara api (di alam kuburnya).”**(HR.
Bukhari dan Muslim)

*8. Azab Kubur Bagi Orang yang Suka Ghibah atau Namimah dan Tidak
Menjaga Kencing*
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

      إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ
      وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ فَغَرَزَ
      فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا
      مَا لَمْ يَيْبَسَا

“Sesungguhnya keduanya disiksa dan keduanya tidak disiksa dalam perkara
besar. Adapun yang pertama tidak menjaga dari percikan kencing dan yang
kedua berjala’ di muka bumi dengan namimah.” Kemudian beliu mengambil
pelepah kurma basah dan membelai menjadi dua lalu beliau menancapkan
pada setia} kuburan satu pelepah kurma.” Mereka berkata “Wahai
Rasulullah, kenapa engkau melakukan itu?” Beliau bersabda,
“Mudah-mudahkan diringankan (siksa kubur) dari keduanya, selagi (pelepah
kurma itu) belum kering.”**(HR. Bukhari dan Muslim)

*9. Azab Kubur Bagi Khatib Gadungan*
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
“Aku pernah mendatangi sekelompok laki-laki pada waktu Isra’ mi’rajku
yang lisan mereka sedang dipotong-potong dengan alat pemotong dari
neraka. Aku bertanya, ‘Siapakah mereka, wahai Jibril?’ Beliau menjawab,
‘Mereka adalah para khatib dari umatmu yang memerintahkan manusia dengan
kebaikan sementara melupakan diri mereka sendiri padahal mereka membaca
al-Kitab, apakah mereka tidak berfikir?’” (Shahih diriwayatkan Imam
al-Haitsami dalam Majma Zawaid dan beliau berkata: Hadits ini
diriwayatkan Abu Ya’la dan para perawinya adalah para perawi hadits
shahih. (7/279) dan lihat Shahihul Jami’ no: 129)

*10. Azab Kubur yang Menimpa Pendusta, Pezina, Pemakan Riba,
Meninggalkan Shalat dan Orang yang Menelantarkan Al-Qur’an*
Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

      لَكِنِّي رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ رَجُلَيْنِ أَتَيَانِي فَأَخَذَا بِيَدِي فَأَخْرَجَانِي إِلَى الْأَرْضِ
      الْمُقَدَّسَةِ فَإِذَا رَجُلٌ جَالِسٌ وَرَجُلٌ قَائِمٌ بِيَدِهِ كَلُّوبٌ مِنْ حَدِيدٍ قَالَ بَعْضُ أَصْحَابِنَا
      عَنْ مُوسَى إِنَّهُ يُدْخِلُ ذَلِكَ الْكَلُّوبَ فِي شِدْقِهِ حَتَّى يَبْلُغَ قَفَاهُ ثُمَّ يَفْعَلُ بِشِدْقِهِ
      الْآخَرِ مِثْلَ ذَلِكَ وَيَلْتَئِمُ شِدْقُهُ هَذَا فَيَعُودُ فَيَصْنَعُ مِثْلَهُ قُلْتُ مَا هَذَا قَالَا
      انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُضْطَجِعٍ عَلَى قَفَاهُ وَرَجُلٌ قَائِمٌ عَلَى رَأْسِهِ
      بِفِهْرٍ أَوْ صَخْرَةٍ فَيَشْدَخُ بِهِ رَأْسَهُ فَإِذَا ضَرَبَهُ تَدَهْدَهَ الْحَجَرُ فَانْطَلَقَ إِلَيْهِ
      لِيَأْخُذَهُ فَلَا يَرْجِعُ إِلَى هَذَا حَتَّى يَلْتَئِمَ رَأْسُهُ وَعَادَ رَأْسُهُ كَمَا هُوَ فَعَادَ إِلَيْهِ
      فَضَرَبَهُ قُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَا انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا إِلَى ثَقْبٍ مِثْلِ التَّنُّورِ أَعْلَاهُ ضَيِّقٌ
      وَأَسْفَلُهُ وَاسِعٌ يَتَوَقَّدُ تَحْتَهُ نَارًا فَإِذَا اقْتَرَبَ ارْتَفَعُوا حَتَّى كَادَ أَنْ يَخْرُجُوا
      فَإِذَا خَمَدَتْ رَجَعُوا فِيهَا وَفِيهَا رِجَالٌ وَنِسَاءٌ عُرَاةٌ فَقُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَا انْطَلِقْ
      فَانْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى نَهَرٍ مِنْ دَمٍ فِيهِ رَجُلٌ قَائِمٌ عَلَى وَسَطِ النَّهَرِ قَالَ
      يَزِيدُ وَوَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ عَنْ جَرِيرِ بْنِ حَازِمٍ وَعَلَى شَطِّ النَّهَرِ رَجُلٌ بَيْنَ يَدَيْهِ حِجَارَةٌ
      فَأَقْبَلَ الرَّجُلُ الَّذِي فِي النَّهَرِ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَخْرُجَ رَمَى الرَّجُلُ بِحَجَرٍ فِي فِيهِ
      فَرَدَّهُ حَيْثُ كَانَ فَجَعَلَ كُلَّمَا جَاءَ لِيَخْرُجَ رَمَى فِي فِيهِ بِحَجَرٍ فَيَرْجِعُ كَمَا كَانَ
      فَقُلْتُ مَا هَذَا قَالَا انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا حَتَّى انْتَهَيْنَا إِلَى رَوْضَةٍ خَضْرَاءَ فِيهَا
      شَجَرَةٌ عَظِيمَةٌ وَفِي أَصْلِهَا شَيْخٌ وَصِبْيَانٌ وَإِذَا رَجُلٌ قَرِيبٌ مِنْ الشَّجَرَةِ بَيْنَ يَدَيْهِ
      نَارٌ يُوقِدُهَا فَصَعِدَا بِي فِي الشَّجَرَةِ وَأَدْخَلَانِي دَارًا لَمْ أَرَ قَطُّ أَحْسَنَ مِنْهَا
      فِيهَا رِجَالٌ شُيُوخٌ وَشَبَابٌ وَنِسَاءٌ وَصِبْيَانٌ ثُمَّ أَخْرَجَانِي مِنْهَا فَصَعِدَا بِي الشَّجَرَةَ
      فَأَدْخَلَانِي دَارًا هِيَ أَحْسَنُ وَأَفْضَلُ فِيهَا شُيُوخٌ وَشَبَابٌ قُلْتُ طَوَّفْتُمَانِي اللَّيْلَةَ
      فَأَخْبِرَانِي عَمَّا رَأَيْتُ قَالَا نَعَمْ أَمَّا الَّذِي رَأَيْتَهُ يُشَقُّ شِدْقُهُ فَكَذَّابٌ يُحَدِّثُ
      بِالْكَذْبَةِ فَتُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغَ الْآفَاقَ فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَالَّذِي
      رَأَيْتَهُ يُشْدَخُ رَأْسُهُ فَرَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَنَامَ عَنْهُ بِاللَّيْلِ وَلَمْ يَعْمَلْ فِيهِ
      بِالنَّهَارِ يُفْعَلُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي الثَّقْبِ فَهُمْ الزُّنَاةُ
      وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي النَّهَرِ آكِلُوا الرِّبَا وَالشَّيْخُ فِي أَصْلِ الشَّجَرَةِ إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ
      السَّلَام وَالصِّبْيَانُ حَوْلَهُ فَأَوْلَادُ النَّاسِ وَالَّذِي يُوقِدُ النَّارَ مَالِكٌ خَازِنُ النَّارِ
      وَالدَّارُ الْأُولَى الَّتِي دَخَلْتَ دَارُ عَامَّةِ الْمُؤْمِنِينَ وَأَمَّا هَذِهِ الدَّارُ فَدَارُ
      الشُّهَدَاءِ وَأَنَا جِبْرِيلُ وَهَذَا مِيكَائِيلُ فَارْفَعْ رَأْسَكَ فَرَفَعْتُ رَأْسِي فَإِذَا فَوْقِي
      مِثْلُ السَّحَابِ قَالَا ذَاكَ مَنْزِلُكَ قُلْتُ دَعَانِي أَدْخُلْ مَنْزِلِي قَالَا إِنَّهُ بَقِيَ لَكَ عُمُرٌ
      لَمْ تَسْتَكْمِلْهُ فَلَوْ اسْتَكْمَلْتَ أَتَيْتَ مَنْزِلَكَ

“Akan tetapi aku bermimpi didatangi oleh dua orang lelaki lalu keduanya
memegang tanganku dan keduanya membawaku ke bumi yang disucikan,
tiba-tiba aku dapati seorang yang sedang duduk dan seorang lagi sedang
berdiri sementara di tangannya memegang tombak dari besi. Sebagian
sahabat kami berkata, ‘Dari Musa.’ Tombak besi itu ditusukkan pada pojok
mulut hingga tembus ke tengkuk. Kemudian ditusukkan pada pojok mulut
sebelahnya seperti itu. Setelah pojok mulut pulih kembali maka disiksa
lagi seperti itu.
*
*
“Aku bertanya, ‘Siapakah dia itu?’ Kedua orang itu berkata, ‘Pergilah.’
Maka kami pergi hingga bertemu dengan orang yang sedang tidur terlentang
dan seorang lagi berdiri di atas kepalanya dengan memegang alat pemukul
atau batu besar lalu dihantamkan ke arah kepalanya. Ketika dihantam
dengan batu maka batu tersebut terpental. Maka orang itu pergi untuk
mengambilnya dan tidaklah orang itu kembali melain­kan kepala tersebut
rekat dan kembali seperti semula. Orang itu kembali kepadanya dan
memukulnya.
*
*
“Aku bertanya, ‘Siapakah dia itu?’ Keduanya berkata, ‘Pergilah!’ Maka
kami pergi hingga sampai di suatu tempat yang berlubang besar seperti
dapur roti bagian atas sempit sedangkan bagian bawah lebar. Dari arah
bawah ada api yang menyala. Ketika api mendekat, maka mereka terangkat
hingga mereka hampir keluar dan ketika api padam mereka kembali ke
tempat semula. Dan di dalamnya terdapat kaum laki-laki dan kaum
perempuan dalam kondisi telanjang.
*
*
Maka aku bertanya, ‘Siapakah mereka itu?’ Keduanya berkata, ‘Pergilah!”
Maka kami pergi hingga kami mendatangi sebuah sungai darah, sementara
ditengah sungai ada seorang lelaki yang berdiri. Dan di tepi sungai ada
seorang lelaki yang di hadapanya ada batu­-batu. Ketika orang yang di
tengah sungai berenang ketepi dan hendak keluar darinya maka orang
tersebut melemparkan batu tepat pada mulutnya. Orang tersebut kembali ke
tempat semula. Dan setiap orang tersebut ingin ke tepi dan hendak keluar
maka dilempar dengan batu hingga kembali ke tempat semula.

Aku bertanya, ‘Siapakah dia itu?’ Keduanya berkah ‘Pergilah.’Maka kami
pergi hingga kami sampai di suah taman yang sangat hijau. Dan di
dalamnya terdapat pohon yang sangat besar dan di bawah pohon ada orang
tua dan anak-anak. Sementara ada orang laki-laki yang dekat dengan pohon
di tangannya memegang api yang dia nyalakan lalu dia membawaku ke atas
pohon dan memasukkanku ke dalam sebuah rumah yang belum pernah aku lihat
suatu rumah sebagus itu. Di dalamnu terdapat kaum laki-laki tua, para
pemuda, kaum wanita dan anak-anak. Kemudian keduanya membawaku keluar
darinya dan menaikkanku ke pohon dan memasukkan ku ke sebuah rumah yang
lebih bagus dan lebih indah. Di dalamnya terdapat kaum lelaki tua dan
para pemuda.
*
*
Aku berkata, ‘Kalian berdua telah membawaku berkeliling semalam suntuk,
maka kabarkan kepadaku tentang apa yang aku lihat?’Keduanya berkata, ‘Ya
Adapun orang yang ditusuk pojok mulutnya adalah pendusta yang berbicara
kedustaan. Lalu diambil suatu kabar darinya hingga tersebar ke seluruh
penjuru dunia dan dia disiksa sebagaimana yang kamu lihat hingga Hari
Kiamat. Adapun orang yang dihantam kepalanya dengan batu adalah orang
yang diajarkan Allah tentang Al-Qur’an lalu tidur di malam hari dan
tidak mengamalkan (Al-Qur’an) di siang hari maka dia disiksa hingga
Kiamat. Mereka yang kamu lihat berada di lubang besar maka mereka adalah
para pezina. Dan orang yang kamu lihat berada di tengah sungai adalah
pemakan riba. Dan orang tua yang berada di bawah pohon adalah Nabi
Ibrahim, sementara anak-anak yang berada di sekitarnya adalah anak-anak
umat manusia. Dan orang yang menyalakan api adalah malaikat Malik
penjaga neraka. Rumah yang kamu masuki pertama kali adalah rumah hunian
kaum mukminin secara umum. Adapun rumah berikutnya adalah rumah
orang-orang yang mati syahid. Dan Aku adalah Jibril sedang ini adalah
Mikail. Maka angkatlah kepalamu.’
“Maka aku mengangkat kepalaku tiba-tiba ke arah atas aku melihat
seperti mendung. Keduanya berkata, ‘Itu adalah rumahmu.’ “Aku berkata,
‘Biarkan aku masuk ke rumahku.’ Kedua­nya berkata, ‘Sesungguhnya kamu
masih punya sisa umur yang belum kamu habiskan, jika kamu telah
me­nyempurnakan umurmu, maka kamu akan memasuki rumahmu.” (HR. Bukhari)

*PEMICU UTAMA SIKSA KUBUR*
*
*
Sebab-sebab yang memicu siksa kubur yang menimpa penghuni alam barzakh
terbagi menjadi dua macam:
/*Pertama,*/ sebab umum yaitu mereka disiksa karena kejahilan mereka
terhadap Allah, tidak menunaikan ketaatan dan melakukan kemaksiatan.
Allah tidak menyiksa ruh yang mengenal-Nya, mencintai-Nya, mengikuti
perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan tidak menyiksa badan untuk
selamanya selagi kondisi ruhnya demikian. Dan siksa kubur dan azab
akhirat menimpa seorang hamba akibat murka dan marah Allah kepadanya.
Siapa yang perbuatan mengundang murka dan marah Nya di dunia dengan
melakukan maksiat sampai mati belum sempat bertobat, maka ia mendapat
siksa kubur sesuai kadar murka dan marah Allah kepadanya.

/*Kedua,* /sebab khusus sebagaimana yang dikabarkan Rasulullah tentang
dua orang yang disiksa di alam kuburnya: orang yang pertama disiksa
karena namimah di tengah manusia dan orang yang kedua disiksa karena
tidak menjaga percikan kencing. Kemudian beliau juga menyebutkan orang
disiksa karena shalat tanpa bersuci, orang disiksa karena melewati orang
teraniaya tapi tidak menolongnya, orang disiksa karena diberi Al-Qur’an
tapi tidak shalat malam dan tidak mengamalkannya, mereka disiksa karena
berzina, mereka disiksa karena memakai harta riba, mereka disiksa karena
malas shalat subuh, mereka disiksa karena tidak mau membayar zakat,
mereka disiksa karena menyulut api fitnah di tengah umat manusia, mereka
disiksa karena sombong dan congkak, mereka disiksa karena beramal riya,
dan mereka disiksa karena suka mengumpat dan menghina orang lain. (Lihat
al-lrsyad lla Shahihal-lqtiqad, Syaikh Shalih al-Fauzan, hl. 321-322)

Akan tetapi mayoritas siksa kubur diakibatkan karena tidak menjaga
percikan kencing, ghibah atau namimah sebagaimana yang dijelaskan Nabi
Shallallahu'alaihi wa sallam dalam sabdanya:

      إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ
      وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ فَغَرَزَ
      فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا
      مَا لَمْ يَيْبَسَا

“Sesungguhnya keduanya disiksa dan keduanya tidak disiksa dalam perkara
besar. Adapun yang pertama tidak menjaga dari percikan kencing dan yang
kedua berjalan di muka bumi dengan namimah”. Kemudian beliau mengambil
pelepah kurma basah dan membelah menjadi dua lalu beliau menancapkan
pada setiap kubviran satu pelepah kurma. Mereka berkata, “Wahai
Rasulullah, kenapa engkau melakukan itu?” Beliau bersabda,
“Mudah-mudahkan diringankan (siksa kubur) dari keduanya, selagi (pelepah
kurma itu) belum kering.”**(Telah berlalu takhrij-nya)

Bahkan kencing menjadi faktor utama dan dominai siksa kubur seperti yang
telah ditegaskan sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyalahu'anhu bahwa
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

      أَكْثَرُ عَذَابِ اَلْقَبْرِ مِنْ اَلْبَوْلِ

“Kebanyakan azab kubur dari kencing.”**[Shahih, HR. Ahmad dan Ibnu Majah
serta dishahihkan Syaikh al-Albani dalam Irwaul Ghalil (280)]

Imam Qatadah berkata,_*“Sesungguhnya (mayoritas; siksa kubur berasal
dari tiga perkara: ghibah, namimah dan kencing.”*_ (Lihat Syarhus Sudur,
Imam as-Suyuthi, hal.162)

Sebagian ulama menyingkap alasan, kenapa mayoritas siksa kubur
disebabkan percikan kencing, namimah atau ghibah. Karena kuburan adalah
rintangan pertama kali akhirat dan di dalamnya terdapat berbagai macam
kejadian sebagai rentetan peristiwa yang akan terjadi setelah Hari
Kiamat, baik berupa siksa atau pahala.Sedangkan maksiat yang dilakukan
seorang hamba ada dua macam, yakni maksiat yang terkait dengan hak Allah
dan maksiat yang terkait dengan hak hamba.Sementara hak Allah yang
pertama kali dihisab adalah shalat dan hak hamba yang pertama dihisab
adalah darah. Adapun di alam Barzakh diputuskan pembuka dan pemicu
utamanya, sementara pembuka shalat adalah bersuci dari hadats dan najis
sedangkan pembuka pertumpahan darah adalah namimah dan ghibah. Dan
keduanya merupakan dosa paling mudah terjadi, sehingga awal perhitungan
dan siksaan di alam Barzakh dimulai dengan kencing dan namimah atau
ghibah. (Lihat Kitab Majmu Rasail Ibnu Rajab, risalah Ahwalul Qubur,
hal.142-143)

*HIKMAH AZAB KUBUR TIDAK DIDENGAR MANUSIA*

Para ulama sepakat bahwa azab kubur bisa di­dengar oleh semua makhluk
yang berada di sekitar kuburan kecuali manusia dan bangsa jin
sebagaimana sabda Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam:

      وَأَمَّا الْكَافِرُ أَوْ الْمُنَافِقُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ فَيُقَالُ
      لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ ثُمَّ يُضْرَبُ بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ أُذُنَيْهِ فَيَصِيحُ صَيْحَةً
      يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ

“Dan adapun orang munafik dan orang kafir, maka ditanya: ‘Apa komentarmu
tentang orang ini (Muhammad)?’ Dia menjawab: ‘Aku tidak tahu. Aku
mengatakan sebagaimana yang dikatakan orang-orang. Maka dikatakan
kepadanya: ‘Kamu tidak mengerti dan tidak tahu!. ‘Dan dia dipukul dengan
gadam yang terbau dari besi sekali pukulan. Maka ia berteriak kencang
hingga didengar makhluk yang ada di sekitarnya kecual manusia dan
jin.”**(HR. Bukhari)
Adapun hikmahnya sebagaimana yang dijelaskai Syaikh Muhammad bin Shalih
al-Utsaimin (Lihat Majmu Fatawa Syaikh Utsaimin, 8/ 482-483) sebagai
berikut:

*1.* Karena Rasulullah bersabda: “Kalau bukan karena kalian saling
mengubur orang yang mati maka aku akan berdoa kepada Allah agar kalian
dapat mendengar siksa kubur.” (HR. Muslim)

*2.* Dalam rangka untuk menutup aib si mayyit.

*3.* Tidak membuat gundah keluarga yang masih hidup, karena bila
keluarga yang masih hidup mengetahui bahwa mayyit disiksa, pasti
hidupnya akan gelisah dan tidak merasa tentram.

*4.* Tidak memalukan keluarga yang masih hidup karena pasti akan
berbicara “inilah nasib anakmu’ “inilah nasib orang tuamu” dan “inilah
nasib saudaramu” dan seterusnya.

*5.* Bisa saja orang mendengar akan binasa karena bukan hanya sekedar
teriakan, bahkan jeritan kencang yang membuat jantung pecah, sehingga
orang yang mendengar bisa pingsan atau mati.

*6.* Jika manusia bisa mendengar siksa kubur maka beriman terhadap siksa
kubur merupakan perkara indrawi bukan lagi perkara ghaib, sehingga nilai
ujian akan hilang. Karena manusia akan dengan mudah beriman dengan siksa
kubur karena dia bisa menyaksikan dengan alat indranya. Tetapi bila
siksa kubur perkara ghaib yang tidak bisa diketahui kecuali dengan
berita wahyu maka hikmah beriman dengan perkara ghaib menjadi suatu yang
nampak nyata.

Tiada ulasan: