Suara Rakyat Kunak

Suara Rakyat Kunak
Suara Rakyat Suara Keramat

ESPN's Bottom Line Widget

Rakan Blooger ( Suara Rakyat Kunak )

Rabu, 9 Mac 2016

Inilah Alasannya Kenapa Gerhana Matahari Tidak Boleh Dilihat Secara Langsung

Inilah Alasannya Kenapa Gerhana Matahari Tidak Boleh Dilihat Secara Langsung

Ngopo.com - Terkadang kita sesekali mendapat kesempatan untuk menyaksikan pemandangan yang langka yaitu berupa gerhana matahari. Tentu kamu sudah tahu apa itu gerhana matahari ya? Gerhana matahari adalah fenomena alam yang luar biasa. Gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan berada di tengah-tengah antara matahari dan bumi. Jadi, bulan saat itu menghalangi sinar matahari yang akan sampai ke bumi.

Sobat ngopo mungkin sudah pernah melihat gerhana matahari ya? Walaupun demikian, kamu tidak bisa serta merta melihat proses terjadinya gerhana matahari tersebut begitu saja. Karena, dikatakan bahwa menyaksikan gerhana matahari secara langsung dengan mata telanjang dapat menyebabkan kebutaan. Namun benarkah pernyataan ini? Yuk, kita cari tahu jawabannya.

Gerhana Matahari Membutakan Mata

Asal kamu tahu saja, mata kita ini seperti diagframa pada kamera. Ada bagian mata kita yang bisa melebar dan menyempit. Namanya pupil. Pupil berfungsi untuk menyaring jumlah cahaya yang masuk kemata. Kalau keadaan sekitar kita gelap, maka diameter pupil mata kita membesar sampai 8mm. Namun jika hari terang, biasanya diameter pupil mata kita mengecil sampai dengan 2 mm. Nah, kalau mata kita melihat cahaya yang sangat terang, pupil bisa mengecil sampai 1,6 mm.

Kenyataannya adalah pupil mata kita tak mampu menghalangi pancaran cahaya matahari yang sangat terang. Cahaya langsung dari matahari itu harus dilemahkan 50 ribu kali agar bisa diterima oleh pupil mata kita. Kalau tidak dilemahkan, maka kemungkinan besar orang yang melihat matahari secara langsung akan menjadi buta.

Memang ketika terjadi gerhana matahari, cahaya matahari itu tertutup oleh bulan, sehingga cahaya di sekitar kita menjadi agak gelap. Namun meskipun cahaya matahari itu tertutup, pancaran cahayanya tidak berkurang sedikit pun, hanya ukurannya saja yang menyusut.

Dan ketika kamu menatap langsung matahari, yang terjadi adalah pupil mata kamu belum sempat bereaksi. Akibatnya adalah cahaya matahari yang masuk ke mata berlebihan sehingga membuat mata bisa menjadi buta.

Keadaan ini terjadi ketika cahaya terang dari matahari membanjiri retina yang terletak di bagian belakang bola mata kita. Retina adalah tempat bagi sel-sel penginderaan cahaya yang membuat kita dapat melihat suatu objek. Ketika mereka mendapati rangsangan cahaya, mereka akan melepaskan suatu bahan kimia yang digunakan untuk mengirimkan informasi ke otak. Sayangnya bahan kimia juga dapat merusak retina jika dikeluarkan dalam jumlah terlalu banyak. Ketika retina mengalami terlalu banyak rangsangan oleh sinar matahari, mereka akan melepaskan bahan kimia ini dengan jumlah yang berlebih pula, sehingga dapat mencapai kadar yang bisa merusak retina. Kerusakan retina sering tidak dibarengi dengan rasa sakit, sehingga seseorang tidak akan menyadari bahwa retina mereka telah rusak.

Retinopati surya juga dapat disebabkan oleh menatap matahari dengan mata telanjang, meskipun ada beberapa orang yang dapat melihat langsung pada matahari untuk waktu yang lama tanpa rasa sakit. Banyak kasus dimana pengguna narkotika menatap matahari untuk jangka waktu yang lama, dan menyebabkan kerusakan serius pada retinanya. Para penganut sekte keagamaan pemuja matahari juga turut menjadi korban. Pada tahun 1988, misalnya, dokter mata Italia merawat 66 orang yang mengalami retinopati surya setelah ritual menatap matahari.

Para pengamat astronomi awal juga mengetahui tentang retinopati surya ini melalui pengalaman yang mereka dapatkan. Thomas Harriot, orang yang mengamati bintik matahari pada tahun 1610, pernah menulis bahwa pada tahun 1612 setelah melihat matahari, penglihatannya terlihat remang-remang selama satu jam. Lalu ada astronom Oxford, John Greaves, yang pernah mengatakan bahwa setelah mengamati matahari, dia melihat yang tampak seperti sekawanan gagak dalam penglihatannya. Dan dalam kasus yang paling terkenal, Isaac Newton yang mencoba melihat matahari di cermin, mengalami kebutaan sementara selama tiga hari dan mengalami penglihatan yang berbayang selama berbulan-bulan.

Tetapi, selama gerhana matahari, akan ada lebih banyak orang yang beresiko mengalami gangguan retinopati surya. Selain karena banyaknya orang yang penasaran ingin melihat proses terjadinya gerhana matahari, karena matahari tertutup sebagian, matahari menjadi tidak terlalu menyilaukan untuk ditatap, dan refleks pelindung mata seperti berkedip dan kontraksi pupil menjadi jauh lebih sedikit dibanding dengan hari normal. Sehingga mata pun akan sangat rentan terkena gangguan ini.

Dalam sebuah penelitian, yang dilakukan pada tahun 1999 setelah gerhana matahari terlihat di Eropa, 45 pasien menderita retinopati surya yang dirawat di sebuah klinik mata di Leicester di Inggris setelah melihat gerhana. 40 dari mereka telah dikonfirmasi memiliki semacam kerusakan atau gejala retinopati, sementara 5 dari mereka memiliki perubahan yang jelas terlihat di retina mereka. 20 pasien melaporkan nyeri pada mata, sementara 20 yang lain melaporkan masalah dengan penglihatan mereka. Dari kelompok terakhir, 12 orang melaporkan bahwa penglihatan mereka sudah kembali normal tujuh bulan kemudian, tetapi 4 dari mereka tetap mengalami gangguan penglihatan.

Penelitian juga menunjukkan bahwa walaupun banyak kerusakan yang dapat disembuhkan atau sembuh dengan sendirinya, beberapa mungkin akan bersifat permanen. Sebuah penelitian dilakukan pada tahun 1995 dan diikuti oleh 58 pasien yang menderita kerusakan mata setelah melihat gerhana pada tahun 1976 di Turki. Para peneliti melaporkan bahwa penyembuhan terjadi selama bulan pertama setelah gerhana, tetapi setelah 18 bulan, kerusakan apa pun yang masih tersisa menjadi permanen hingga 15 tahun kemudian.

Cara Menyaksikan Gerhana Matahari Secara Aman

Jadi, mungkin kita tidak benar-benar dapat mengalami kebutaan dengan melihat gerhana. Namun, seperti yang telah dijelaskan di atas, menyaksikan gerhana tanpa perlindungan yang tepat bisa meninggalkan kerusakan permanen pada penglihatan kamu. Satu-satunya cara yang aman untuk melihat gerhana, menurut NASA, adalah dengan menggunakan filter matahari yang dirancang khusus, yang banyak tersedia di toko-toko teleskop, atau memakai kacamata tukang las no. 14, yang tersedia di toko-toko khusus pengelasan.

Jika kamu tidak bisa mendapatkan semua peralatan di atas, kamu masih dapat melakukan pengamatan gerhana matahari dengan aman menggunakan efek "Pinhole", yaitu dengan membuat sebuah lubang kecil di atas sepotong karton atau kertas kemudian kamu dapat melihat gerhana melalui lubang tersebut. Atau juga dapat digunakan metode melihat gerhana secara tidak langsung dengan cara memproyeksikan bayangan matahari di tanah atau di layar.

Nah, sobat ngopo sebaiknya kamu jangan pernah melihat gerhana matahari secara langsung. Gunakanlah peralatan diatas agar tak membahayakan mata kamu, ya. Dan bagi yang muslim di anjurkankan untuk melaksanakan sholat gerhana.

Tiada ulasan: